Jumat, 23 Juli 2010

Konsep Syariah, Diminati Dokter

DiIndonesia muncul nama tiga tokoh leader (pemimpin) terbesar HPA. Dia adalah Erwin Candra Kelana dan Bagus Hernowo domisili Jakarta, dan Rudi Yanto, ST di Palembang, sementara top leader dipegang Moh Iwan.
Ketiganya memiliki jaringan member seluruh Indonesia sebanyak 222 ribu per-Juni. Rudi Yanto sendiri memiliki 20 ribu member. Tersebat di wilayah Sumatera, yaitu Sumsel, Babel, Bengkulu, Bengkalis Riau, Sumut, dan Aceh. “Di Sumsel sendiri, anggota HPA berjumlah 10 ribu.” Ia menjelaskan, perintis HPA pertama kali Tuan Haji Ismail bin Haji Ahmad tahun 1985. “Saat itu hanya sebagai pengobatan tradisional Al Wahida," kata Rudi dibincangi di PT Al Wahida Marketing International (Awmit), kantor cabang HPA jalan R. Sukamto 91D 8 Ilir kemarin.
Dari sana mulai berkembang dan diresmikan sebagai MLM syariah dengan nama HPA Industries SDN, BHD.
Kemudian masuk Indonesia tahun 2000, dan masuk Sumsel 2001 dirintis oleh Rudi Yanto bersama Ustaz Agus Tridasa, pemilik Toko Fitroh Tijaroh. Menurut Rudi, HPA sama seperti dengan MLM lain menggunakan sistem jaringan marketing (networking), namun yang membedakannya HPA MLM syariah. "Konsep syariah yang kami gunakan sesuai dengan panduan bisnis syariah, yaitu business plan tidak piramid alias menjamin bahwa yang gabung HPA duluan mendapatkan bonus yang besar," katanya.
Katanya, orientasi HPA juga bukan materialisme semata. "Contoh no ID member saya 5.765, namun saya berhasil menduduki no.9 peringkat nasional dari segi income," ujarnya. Jadi siapa yang benar-benar bekerja keras pasti sukses mendapat income besar. Selain business plan, konsep syariah juga dilihat dari segi produk halal atau tidak.
"Produk HPA halal dan telah mendapatkan sertifikasil dari MUI (Majelis Ulama Indonesia). Kualitas baik dari segi produksi, bersih lingkungan, hingga proses output produk. Makanya HPA mendapatkan predikat (sertifikasi) good manufactaring practice dari WHO,” bebernya.
Produk herbal HPA mengalami uji dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI). “Uji kelarutan bahwa kapsul kita dalam 4 menit sudah larut," katanya. Kemudian sudah uji toksisitas, bahwa produk HPA tidak mengandung zat-zat berbahaya.
“Tapi, paling penting, proses produksi HPA sangat suci,” tukasnya. Sebelum bekerja, karyawan terlebih dahulu isi absensi di masjid. Lalu, salat dhuha bersama. "Yang dikhawatirkan sekarang, ada obat herbal yang dicampur dengan obat medis atau zat-zat kimia sintetis," katanya.
Saat ini, HPA berada di bawah Dewan Syariah Indonesia dan Malaysia. Untuk Indonesia, ada sekitar 32 jenis obat yang dipasarkan seperti herba tujuh angin, omega-3, kopi radix, minyak but-but, madu sunnah, spirulina, health B, dan sebagainya dengan harga termurah mulai Rp10 ribu-200 ribu.
Paling laris dan menjadi unggulan HPA yaitu minyak but-but dengan penjualan 20 ribu botol per bulan. Berikut, kopi radix 10 ribu kotak, dan spirulina 4 ribu botol.
Pembeli produk HPA dari semua kalangan baik member maupun non member. "Paling banyak kalangan mahasiswa. Selain mengonsumsi mereka juga mau berwirausaha," katanya. Kemudian pondok pesantren, PNS, dokter, dan masyarakat umum.
Saat ini HPA memiliki 20 cabang, setiap provinsi memiliki satu cabang perusahaan PT Awmit. "Ada sekitar 70 stokis yang tersebar di Kabupaten/Kota Sumsel, dan 40 stokis untuk Palembang," katanya.
Paling menarik, beberapa stokis HPA dimiliki oleh para dokter, seperti dr. Yuliarni pemilik stokis sekaligus klinik Rumah Bekam Muslimah jalan Sultan Mansyur Makrayu. Dokter lain yang juga memiliki stokis, menjadi leader HPA sekaligus mengonsumsi obat-obat HPA seperti dr. Herry Palembang, dr Fajria Prabumulih, dr Tri Indriani Muara Enim, dr Wita Lampung, dan dr Huratio Sekayu.
Yang membuat dokter ini tertarik, menurut Rudi, obat herbal berbeda dengan obat kimia dalam segi penyembuhan. "Obat herbal baik digunakan untuk penyembuhan penyakit menahun seperti gula darah, ginjal, dan jantung. Sementara obat kimia baik untuk mengobati penyakit yang sifatnya gawat darurat," katanya.
Berbagai strategi dilakukan untuk menarik minat masyarakat. "Kami promo bagi pengarah jati (PJ) berhak ikut tur ke Langkawi Malaysia 5 hari 4 malam gratis. Yang mengorbitkan 2 PJ bisa tur ke Cina, sementara mengorbitkan 4 PJ umroh gratis," katanya. Bulan Mei kemarin, HPA mengantongi omzet Rp9 miliar secara nasional, sementara untuk Sumsel sekitar 900 juta. Dibawah jaringan Rudi Yanto sendiri wilayah Sumatera Rp2 miliar.
"Sekitar 30 persen dari omzet, kami berikan bonus untuk para member yang sukses berjualan," katanya. Di Sumsel, ada 6 orang yang mengantongi bonus di atas Rp10 juta pebulan, dan 10 orang Rp6 juta perbulan. Pembagian bonus ke member sendiri berdasarkan peringat, mulai dari PJ mendapat bonus 35 persen dari nilai mata (NM), PLX (pengurus melati) 20 persen, dan selanjutnya. "Kami berusaha HPA cepat dikenal masyarakat melalui penyebaran beberapa media, seperti brosur, training, dan lain sebagainya," pungkasnya.
(mg29)

Tertarik Gabung di HPA, hub kami.

0 komentar:

Posting Komentar

Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template