Senin, 30 Agustus 2010

Alkohol dalam Obat Batuk Kita


Batuk merupakan salah satu penyakit yang cukup sering dialami banyak kalangan. Sehingga batuk diidentikan sebagai reaksi fisiologik yang normal. Batuk terjadi jika saluran pernafasan kemasukan benda-benda asing atau karena produksi lendir yang berlebih. Benda asing yang sering masuk ke dalam saluran pernafasan adalah debu. Gejala sakit tertentu seperti asma dan alergi merupakan salah satu sebab kenapa batuk terjadi.
Obat batuk yang beredar di pasaran saat ini cukup beraneka ragam. Baik obat batuk berbahan kimia hingga obat batuk berbahan alami atau herbal. Jenisnya pun bermacam-macam mulai dari sirup, tablet, kapsul hingga serbuk (jamu). Terdapat persamaan pada semua jenis obat batuk tersebut, yaitu sama-sama mengandung bahan aktif yang berfungsi sebagai pereda batuk. Akan tetapi terdapat pula perbedaan, yaitu pada penggunaan bahan campuran/penolong. Salah satu zat yang sering terdapat dalam obat batuk jenis sirup adalah alkohol.

Temuan di lapangan diketahui bahwa sebagian besar obat batuk sirup mengandung kadar alkohol. Sebagian besar produsen obat batuk baik dari dalam negeri maupun luar negeri menggunakan bahan ini dalam produknya. Beberapa produk memiliki kandungan alkohol lebih dari 1 persen dalam setiap volume kemasannya, seperti Woods, Vicks Formula 44, OBH Combi, Benadryl, Alphadryl Expectorant, Alerin, Caladryl, Eksedryl, Inadryl hingga Bisolvon.

Penggunaan alkohol dalam obat batuk merupakan polemik tersendiri, terutama di kalangan umat Islam. Bolehkah alkohol digunakan dalam obat batuk? Apakah sama statusnya dengan alkohol pada minuman keras? Sebenarnya apa sih fungsi alkohol ini?

Menurut pendapat salah seorang pakar farmasi Drs Chilwan Pandji Apt Msc, fungsi alkohol itu sendiri adalah untuk melarutkan atau mencampur zat-zat aktif, selain sebagai pengawet agar obat lebih tahan lama. Dosen Teknologi Industri Pertanian IPB itu menambahkan, Berdasarkan penelitian di laboratorium diketahui bahwa alkohol dalam obat batuk tidak memiliki efektivitas terhadap proses penyembuhan batuk, sehingga dapat dikatakan bahwa alkohol tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penurunan frekuensi batuk yang kita alami.

Sedangkan salah seorang praktisi kedokteran, dr Dewi mengatakan, Efek ketenangan akan dirasakan dari alkohol yang terdapat dalam obat batuk, yang secara tidak langsung akan menurunkan tingkat frekuensi batuknya. Akan tetapi bila dikonsumsi secara terus menerus akan menimbulkan ketergantungan pada obat tersebut. Berdasarkan informasi tersebut sebenarnya alkohol bukan satu-satunya bahan yang harus ada dalam obat batuk. Ia hanya sebagai penolong untuk ekstraksi atau pelarut saja.

Sebenarnya pada kondisi darurat, obat yang mengandung bahan haram atau najis bisa digunakan. Definisi darurat dalam pandangan fiqih adalah bilamana nyawa seseorang sudah terancam dan pada kondisi tersebut tidak ada alternatif lain yang bisa menyembuhkannya. Pandangan darurat terhadap penggunaan alkohol dalam bahan obat-obatan saat ini merupakan hal yang cukup penting. Terutama dikaitkan dengan status halal dan haramnya. Berdasarkan hasil rapat komisi fatwa pada bulan Agustus 2000 disebutkan bahwa semua jenis minuman keras haram hukumnya, segala sesuatu yang mengandung alkohol itu dilarang karena haram dan minuman keras adalah minuman yang mengandung alkohol minimal 1 persen, termasuk dalam obat-obatan, tak terkecuali obat batuk.

Penggunaan alkohol berlebih akan menimbulkan efek samping. Chilwan Pandji mengatakan, konsumsi alkohol berlebih akan menimbulkan efek fisiologis bagi kesehatan tubuh, yaitu mematikan sel-sel baru yang terbentuk dalam tubuh. Selain itu juga efek sirosis dalam hati, dimana jika dalam tubuh manusia terdapat virus maka virus tersebut akan bereaksi dan menimbulkan penyakit hati (kuning). Selain haram, penggunaan alkohol dalam obat akan lebih banyak menimbulkan mudharat daripada manfaatnya. Chilwan Pandji menambahkan bahwa pada saat ini telah ditemukan berbagai macam obat alternatif yang memiliki fungsi sama dengan obat batuk yang mengandung alkohol tersebut.

Bahan obat batuk ini biasanya berasal dari tumbuhan atau sering disebut obat herbal, dimana diketahui tidak membutuhkan alkohol dalam pelarutan zat-zat aktif, tetapi dapat menggunakan air sebagai bahan pelarut. Obat batuk herbal yang berasal dari bahan alami ini pada dasarnya tidak berbahaya, dan dari segi kehalalannya sudah lebih dapat dibuktikan. Dengan banyaknya alternatif obat batuk non alkohol itu maka aspek darurat sudah tidak bisa digunakan lagi. Oleh karena itu sebaiknya kita cari obat batuk non alkohol dan mulai meninggalkan yang beralkohol. Dengan demikian obat yang kita konsumsi terbebas dari bahan haram dan najis.
sumber www.halalguide.info

Kapsul yang Membungkus Obat Kita

Konsumen obat di Indonesia masih belum berdaya. Sampai detik ini, mereka masih tak punya pilihan untuk menenggak obat dalam bentuk kapsul, sekalipun sebagian besar umat Islam tahu bahwa ada kemungkinan kapsul tersebut tidak halal karena terbuat dari gelatin babi. Situasi umat Islam di Indonesia dilematis. Di satu sisi, mereka ingin sembuh. Tapi di sisi lain mereka berhadapan dengan barang subhat.

Kapsul merupakan alternatif terbaik di dunia farmasi. Cangkang lunak berbentuk tabung kecil ini dapat melindungi konsumen obat dari rasa dan aroma yang ekstrim. Kapsul juga melindungi pasien dari obat yang terlalu asam. Itu karena kapsul baru akan hancur di usus dan bukan lambung. Pasien dengan gangguan lambung akan aman.

Itulah sebabnya kapsul masih banyak digunakan untuk mengemas obat. Kapsul dipakai karena kepraktisannya untuk kenyamanan konsumen obat. Umumnya obat memiliki rasa tak enak seperti pahit, anyir, manis, dan bau. Obat juga beragam jenisnya mulai serbuk, cairan, atau bentuk padat. Pada obat jenis cair, saat ini produsen menambah flavour atau perasa ke dalamnya, terutama bila itu untuk anak-anak. Obat untuk anak-anak biasanya ditambahkan perasa orange atau strawberry.

Beberapa upaya menyamankan konsumen obat masih belum optimal. Belum ada yang seefektif kapsul. Cangkang kapsul dapat mewadahi berbagai bentuk obat mulai tepung atau serbuk, granula, pasta, cair, dan semi padat yang bila dikemas cara biasa memerlukan penanganan berbeda.

Bahan padat bisa dikeraskan menjadi tablet. Sedangkan bahan cair harus dikemas tersendiri dalam botol dan berbeda lagi untuk jenis pasta yang harus menggunakan tube. Belum lagi bila satu jenis obat merupakan campuran dari beberapa bahan berbeda.

Dengan kapsul, semua bisa teratasi apapun bentuk dasarnya. Artinya cukup menempuh satu kali proses untuk beragam obat. Cukup sederhana dan praktis. Kondisi ini menguntungkan produsen obat.

Kapsul juga memiliki keunggulan lain. Pengemasan obat dalam kapsul menjadi lebih mudah. Cangkang kapsul membungkus rapat obat di dalamnya. Dengan begitu penanganan selanjutnya menjadi lebih mudah dan higienis. Di sisi lain pewarnaan pada cangkang kapsul mempermudah produsen atau pihak yang berhubungan dengan obat mengenalil perbedaan obat. Konfigurasi warna pada cangkang kapsul bisa lebih banyak.

Cangkang kapsul terbuat dari gelatin atau pembentuk gel lainnya. Gelatin diproduksi dari kulit dan tulang babi dan sapi. Dari bentuknya kapsul dapat dibedakan keras (hard) dan lunak (soft). Yang umum digunakan di Indonesia adalah hard capsule yang dibuat dari gelatin dan pewarna, pengawet dan pelentur. Di negeri ini, peredaran kapsul yang terbuat dari gelatin babi dan sapi hampir sama banyak. Karena itu masih ada kemungkinan memperoleh kapsul halal.

Sulitkah memperoleh kapsul halal?

”Sebetulnya tidak,” kata Nur Wahid, salah seorang staf pada Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI). Di Indonesia juga beredar kapsul gel yang aman dikonsumsi karena terbuat dari gelatin sapi. Produk ini semula dibuat perusahaan asal Amerika Serikat untuk memenuhi permintaan kapsul halal dari Malaysia. Harganya relatif lebih tinggi mengikuti produk gelatin sapi yang harganya masih lebih mahal dibanding gelatin babi.

Namun keberadaan kapsul halal ini merupakan satu alternatif bagi konsumen obat di Indonesia. Mereka bisa memilih kapsul yang terbuat dari gelatin sapi atau yang halal kendati dengan harga lebih mahal. ” Minta saja pada petugas farmasi, mereka akan mengerti,” kata Nur Wahid.

Meski demikian bukan berarti masalah kapsul ini sederhana. Dia menguraikan proses pemeriksaan kapsul halal menjadi rumit bila dikaitkan dengan obat yang berada di dalamnya. ”Kita juga perlu mewaspadai isinya,” ujarnya lagi.

Cangkang kapsul sangat kecil untuk mencantumkan label halal. Ini bukan yang tersulit karena yang paling rumit justru menentukan kehalalan kandungan kapsul atau obat yang dibungkus kapsul. ”Berarti harus ada dua kali pemeriksaan,” tandas alumnus Institut Pertanian Bogor (IPB) itu.

Masalah cangkang kapsul, kata dia, melibatkan dua pihak yakni produsen kapsul dan produsen obat. Kedua produsen tersebut biasanya merupakan perusahaan yang berbeda sama sekali. Sementara label halal yang dicantumkan pada kapsul tak menjamin isinya halal. Sedangkan tanpa label, kapsul halal tak bisa dibedakan dengan kapsul lainnya.

Saat ini IPB masih meneliti penggunaan pati dan selulosa untuk pengganti gelatin. IPB mengembangkan pembuatan selulosa dari nata de coco. Hanya saja belum jelas sudah sejauh apa, penelitian mereka.

Sebagian besar pakar masih menggolongkan kapsul dalam situasi darurat. Itu karena kapsul digolongkan sebagai obat. Alhasil, kapsul boleh dikonsumsi. Namun bila ingin hati-hati, ada beberapa langkah yang bisa ditempuh untuk mengatasinya yakni: mintalah resep obat yang tak dikemas dalam bentuk kapsul. Bila kapsul merupakan satu-satunya alternatif, bukanlah cangkang kapsul lalu makan isinya dengan mencampur pisang.

Rasa pahit, getir atau anyir yang ditimbulkan oleh obat masih lebih baik dibandingkan memasukkan barang subhat ke dalam tubuh. Bila mungkin tanyakan apotek apakah kapsul tersebut halal atau tidak, bila ada kapsul halal mintalah jenis itu. Tanpa informasi yang jelas, tinggalkan kapsul. (Tid)

sumber: republika online

Berobat dengan Bahan Haram

Daging paha kodok sering “diresepkan” orang dari mulut ke mulut untuk anak yang sering sesak nafas dan asma. Sementara orang lain yang menderita diabetes harus disuntik dengan insulin yang berasal dari babi. Bolehkah berobat atau memperkuat daya tahan tubuh dengan bahan-bahan yang haram?

Sebagai seorang Muslim, kita terikat oleh aturan halal dan haram dalam memilih makanan dan minuman yang akan kita konsumsi. Aturan-aturan itu termaktub dalam Alquran dan hadis serta fatwa-fatwa ulama. Makanan dan minuman di sini tentunya juga termasuk obat-obatan yang diminum atau dimakan.

Dalam kondisi tertentu, yaitu dalam keadaan terpaksa atau darurat, kita memang diperkenankan untuk mengkonsumsi barang haram. Misalnya dalam suatu daerah tidak ditemukan makanan lain selain babi, maka daging babi itu bisa menjadi halal dimakan. Definisi darurat dalam pandangan fikih adalah suatu keadaan jika tidak makan bahan tersebut maka resikonya adalah mati.

Obat versus darurat
Kondisi darurat ini sering menjadi perdebatan yang cukup panjang dalam hal kesehatan atau memilih obat-obatan. Apakah berobat dengan bahan haram merupakan suatu keadaan darurat, ataukah masih bisa dicarikan jalan keluar lain yang menggunakan bahan halal?

Dalam sebuah hadis disebutkan, “Setiap penyakit pasti ada obatnya, kecuali penyakit pikun.” Dalam kaidah fikih juga disebutkan bahwa Allah tidak akan menurunkan obat terhadap suatu penyakit yang berasal dari yang haram. Kedua hal tersebut memberikan keyakinan kepada kita bahwa sebenarnya setiap penyakit yang diberikan Allah kepada manusia pasti disertai dengan jalan keluarnya atau disediakan obatnya.

Masalahnya, kadang manusia tidak tahu obat tersebut. Saat ini banyak penyakit-penyakit baru bermunculan sebagai akibat dari perbuatan manusia yang belum ditemukan obatnya.

Penelitian dan penemuan baru di dunia kedokteran ini banyak dilakukan oleh orang-orang non Muslim. Mereka memanfaatkan apa saja yang bisa digunakan, tanpa mempedulikan aspek halal dan haram. Ambil contoh penyakit diabetes yang terjadi akibat ketidakmampuan seseorang untuk memproduksi enzim insulin yang berasal dari babi. Ketika hal itu sudah terjadi, barulah umat Islam ribut, bolehkah menggunakan insulin dari babi tersebut?

Kasus yang sama juga terjadi pada penggunaan kapsul. Banyak sekali obat-obatan yang dibungkus dengan kapsul dari gelatin. Kita tahu bahwa gelatin ini ada yang berasal dari sapi, banyak pula yang dari babi. Sekali lagi, penemuan kapsul inipun dilakukan oleh para ahli Barat yang tidak mempertimbangkan aspek halal dan haram.

Mencari alternatif

Kalau kondisinya sudah demikian memang serba sulit. Kita berada pada posisi buah simalakama. Digunakan terbentur pada masalah haram, tidak digunakan nyawa terancam. Dalam hal demikian bisa saja kondisi darurat digunakan untuk menyelamatkan nyawa, sebab kalau tidak dipakai insulin tersebut maka nyawa pasien bisa terancam.

Namun perlu disadari bahwa darurat demikian mestinya bersifat jangka pendek. Dalam jangka panjang, menjadi tantangan dan kewajiban kita untuk bisa menemukan alternatif pengganti insulin babi yang bisa digunakan oleh para penderita diabetes.

Dengan keyakinan dan iman, kita yakin bahwa pasti ada alternatif obat yang berasal dari bahan halal. Riset ini sudah dimulai di New Zealand dan Malaysia dengan melibatkan banyak pakar Muslim yang mencoba mencari insulin dari sapi atau sumber lain yang halal.

Demikian juga dengan obat-obatan yang lain, mestinya penelitian dan pengembangan obat dimulai dengan batasan nilai yang sesuai dengan ajaran Islam. Artinya hanya bahan-bahan yang halal sajalah yang dikaji untuk dimanfaatkan sebagai obat-obatan. Dengan demikian tidak ada masalah di kemudian hari ketika obat itu sudah bisa digunakan. Anda para ilmuwan Muslim, silakan berlomba-lomba dalam kebaikan di medan ini. Ir Nur Wahid MSi, auditor LPPOM MUI (republika)

Jumat, 13 Agustus 2010

Sakit Apapun Boleh Bekam


Rosulullah telah bersabda (Berobatlah kalian Wahai hamba Alloh, Sesungguhnya Alloh tidak menurunkan Penyakit kecuali Dia juga Menurunkan Obatnya) ( Hadis Soheh Ashabus-Sunan)


Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa Salam besabda :

الشِّفَاءُ فِيْ ثَلاَثَةٍ : شَرْبَةِ عَسَلٍ وَشَرْطَةِ مِحْجَمٍ وَكَيَّةِ نَارٍ وَإِنِّيْ أَنْهَى أُمَّتِيْ عَنْ الْكَيِّ

“Kesembuhan itu berada pada tiga hal, yaitu minum madu , sayatan pisau bekam dan sundutan dengan api (kay ) . Sesungguhnya aku melarang ummatku (berobat) dengan kay .” (HR Bukhari)

Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa Salam bersabda :

إِنَّ أَمْثَلَ مَا تَدَاوَيْتُمْ بِهِ الْحِجَامَةُ وَالْفَصْدُ

“Sesungguhnya metode pengobatan yang paling ideal bagi kalian adalah hijamah (bekam) dan fashdu (venesection).” (HR Bukhari – Muslim)


Bekam = Hijamah



Mungkin anda sudah familiar terhadap metode pengobatan ini.Mungkin juga anda belum tau apa itu bekam. Tulisan ini akan memberikan penjelasan singkat mengenai apa itu bekam beserta pengalamanku sendiri.

Bekam adalah bentuk usaha menjaga kesehatan dari mulai pencegahan/antisipasi sampai pengobatan terhadap penyakit-penyakit dengan cara mengeluarkan darah kotor dari tubuh secara langsung pada titik-titik atau bagian tubuh tertentu.

Cara kerja bekam :

  1. Mengeluarkan darah kotor yang menjadi sumber masalah kesehatan.
  2. Darah dikeluarkan dengan cara melukai bagian tubuh tertentu yang menjadi pusat mengumpulnya aliran darah kotor.
  3. Cara mengeluarkan darah adalah disedot pada permukaan kulit di bagian tubuh tersebut dengan menggunakan kop kecil yang telah dikondisikan hampa udara.
Cara Tradisional
Biasanya menggunakan tanduk kerbau. Agar tanduk kerbau dapat menempel adalah dengan membakarkan kapas kemudian langsung ditempelkan pada bagian tubuh yang akan diambil darah kortornya.

Cara modern

Adalah menggunakan gelas yang dibuat sedemikian rupa sehingga ketika ditempelkan ke kulit dapat disedot udara yang ada di dalam gelas tersebut sehingga menempel pada kulit.

Bagaimana hanya darah kotor bisa keluar ?
Dara kotor memiliki saluran-saluran tersendiri pada tubuh manusia. Ada saat dia akan lewat ditepian kulit luar. Nah bagian inilah yang akan dibekam. Sehingga hanya darah kotor yang akan tersedot.

Logika
Bekam dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit adalah bahwa penyakit manusia itu sebagaian besar dikarenakan oleh darah kotor. Baik darahnya yang kotor oleh makanan atau ada penyumbatan aliran darah. Kedua permasalahan darah ini sering kali menjadi biang penyakit manusia. Bekam mengambil darah kotor secara instant/langsung pada bagian yang sakit sehingga efek pengobatan menggunakan bekam bisa langsung dirasakan.

  1. Bekam mengeluarkan dara kotor langsung pada bagian tubuh yang sakit
  2. Bekam dapat mengambil / membersihkan saluran darah yang tidak lancara karena sumbatan-sumbatan sehingga peredaran darah kembali lancar.

Darimana bekam berasal ?
Semua orang sudah tahu, bekam adalah warisan pengobatan islam yang diperintahkan langsung oleh Nabi Muhammad saw. OK aku gak akan bahas di sini, anda bisa membaca di artikel lain.

Berbahayakah bekam ?
Menurutku tidak !
Untuk saat ini yang penting adalah jarum atau pisau yang digunakan untuk melukai kulit adalah sekali pakai. Maksudnya tidak dipakai bergantian. Bahayanya bukan pada bekamnya teteapi pada peralatannya. Takutnya pernah digunakan pada orang yang penyakitan seperti HIV atau lainnya.

Bekam sama halnya tubuh kita dilukai kecil sekali. Lebih berbahaya atau lebih parah efeknya jika tubuh terluka oleh pisau atau tertusuk paku atau sejenisnya. Lukanya dalam dan urat saraf yang putus lebih banyak.

Tetapi perlu diiingat bekam harus pada titik-titik tertentu pada tubuh, tidak asal bekam saja. Karena jika salah titik darah kotor tidak akan keluar dari tubuh malah darah segar. Karena aliran darah kotor ada titik-titik tersendiri pada tubuh kita.

Karena sifatnya menarik cairan dari dalam tubuh, maka bekam tidak boleh pada bagian tubuh yang sensitif seperti lutut karena bisa-bisa cairan pada tulang kering atau persendian tulang yang akan tersedot keluar.

Sumber:
http://ahsanfile.wordpress.com

Senin, 09 Agustus 2010

Marhaban Ya Ramadhan



Berharap padi dalam lesung, yang ada cuma rumpun jerami,

berharap hati bertatap langsung, cuma terlayang lewat blog ni.

Sebelum cahaya padam, Sebelum hidup berakhir,

Sebelum pintu tobat tertutup,

Sebelum Ramadhan datang, saya mohon maaf lahir dan bathin

Marhaban yaa Ramadhan,

pucuk selasih bertunas menjulang,

dahannya patah tolong betulkan,

puasa Ramadhan kembali menjelang,

salah dan khilaf mohon dimaafkan.

Selamat Menunaikan Ibadah puasa

Perkataan paling berbobot adlh “ALLAH”

Lagu termerdu adlh “ADZAN”

Buku terbaik adlh “AL QUR’AN”

Senam paling sehat adlh “SHALAT”

Kebersihan paling menyegarkan adlh “WUDHU”

Perjalanan terindah adlh “HAJI”

Khayalan paling mengesankan adlh ingat akan “DOSA”

Diet paling sempurna adlh “PUASA”

Selamat merengkuh berkah Ramadhan

Jumat, 06 Agustus 2010

Apa itu HPA???


HPA adalah sebuah perusahaan yang eksis dengan penjualan produk-produk kesehatan (herba alwahida) yang didirikan oleh Tn. Haji Ismail bin Ahmad pada bulan September 1987 yang berkantor pusat di Malaysia dan hpa indonesia ada sejak tahun 2000.


HPA (Herba Penawar Al wahida)

adalah solusi sehat dengan herba
yang islami dan berdasarkan atas
sumber Alamiah & Ilahiah serta
terbukti secara Ilmiah

Produk herba dari HPA adalah produk yang mendapatkan
sertifikat GMP (Good Manufacturing Practise), halal dan thoyyib
serta paling banyak diminati oleh masyarakat Indonesia,
Malaysia bahkan Internasional.

HPA Bertanya Kepada Anda?

Apakah Anda Seorang Muslim?
MAU Selalu Hidup Sehat,
MAU Menjadi Seorang Herbalis HPA,
MAU Belajar Cara Pengobatan Rasulullah S.A.W atau Pengobatan Ath Thibbun Nabawi,
MAU Belajar Bekam/Al Hijamah,
MAU Belajar Akupunktur,
Atau Anda MAU Menjadi Seorang Entepreneur Muslim Yang Sukses Tanpa Batas ?



Jika Anda "MAU" Ayo Bergabung di HPA
Apapun Latar Belakang dan Profesi Anda saat ini
Maka dengan Niat baik Dan Bismillah "Mari Bergabung Bersama Kami".

Dapatkan Peluang Usaha Dan Bisnis Internasional Dengan Produk Yang Halal Dan Thoyyib Dari HPA

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian memakan harta diantara kalian dengan cara yang bathil. Kecuali dengan jalan perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka diantara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh Allah Maha Penyayang kepadamu (QS. An-Nisa : 29)

Selasa, 03 Agustus 2010

Fried Chicken




Di HPA selain Produk Herbalis (makanan Kesehatan), kita juga mempunyai produk yang sangat unik. Karena baru di MLM Syariah ini ada Produk Fried Chicken dengan Nama Radix Fried Chicken . Selain itu produk dan pelayanan HPA Malaysia akan sama dengan di Indonesia. Akan ada 200 jenis produk. Terbuka juga franchise Radix Fried Chicken (RFC) yang menggunakan ayam organik.

RFC ini telah terbukti sukses di Malaysia menggoncangkan dominasi fried chicken dari paman sam.

Betapa tidak, di gerai fried chicken konvensional, ayam yang diternakkan menggunakan berbagai macam obat-obatan dan hormonal ditenggarai sebagai penyebab semakin banyaknya penderita kanker payudara dan rahim saat ini. Pemegang franchise akan diuntungkan karena HPA memiliki 200.000 member, dan member diuntungkan karena mendapat poin setiap kali belanja RFC.

















Jangan lewatkan peluang emas ini, bergabunglah sekarang!

Berikut Salah Satu Menunya:




Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template